Tanpa terasa, webtoon Trauma Center sudah berakhir. Versi premium alias berbayar menggunakan koin sudah resmi berakhir jauh lebih lama daripada versi rilis secara normal atau bisa dibaca secara gratis setiap minggu. Saya bahkan ketagihan untuk membaca versi premium dari serial webtoon Trauma Center ini menggunakan ratusan koin karena terlalu penasaran dengan kelanjutan kisah Profesor Baek Kanghyuk.
Siapa sih yang tidak penasaran dengan kisah Profesor Baek Kang Hyuk, Yang Jaewon beserta “budak-budak” lainnya dalam mengelola pusat trauma di Rumah Sakit Universitas Korea?
Gambaran sekilas cerita Trauma Center
Secara singkat, webtoon Trauma Center ini mengisahkan tentang Baek Kang Hyuk, seorang profesor dokter ahli bedah trauma. Baek Kang Hyuk mendapat panggilan untuk bekerja di Korea Selatan. Ketika pertama kali mendatangi rumah sakit tempat ia akan bertugas, Baek Kang Hyuk bertemu dengan dokter muda Yang Jaewon.
Saat itu, Dokter Yang Jaewon sedang menangani pasien kecelakaan. Dokter Yang merasa sial hari itu karena ia masih belum memiliki kapabilitas untuk menangani pasien korban kecelakaan. Baek Kang Hyuk langsung masuk ke ruang operasi dengan gaya brutal dan soknya. Ia langsung mengambil alih seluruh aktivitas bedah pada ruangan operasi tersebut menggantikan Dokter Yang.
Keselamatan pasien adalah yang paling utama. Pemikiran seperti itulah yang selalu dipegang teguh oleh Baek Kang Hyuk. Tidak peduli seberapa mahal biaya penanganan bedah trauma dan seperti apa orang-orang menentangnya prinsipnya. Baek Kang Hyuk bercita-cita untuk memaksimalkan pusat trauma di Korea Selatan. Semakin maksimal fasilitas dan tenaga kerja di pusat trauma, semakin tinggi peluang pasien bedah trauma dapat diselamatkan.
Baca juga: I Wanna Be U – Kisah Jiwa Dua Putri Kerajaan yang Tertukar
Bagaimana akhir dari kisah Profesor Baek?
Disclaimer: tulisan ini mengandung spoiler. Jika kamu bukan pecinta spoiler, lebih baik berhenti membaca dan mulailah membaca Trauma Center secara langsung di Webtoon.
Cerita serial Trauma Center ini memiliki akhir yang sedih menurut saya. Mengapa demikian? Karena pada akhirnya, Profesor Baek melepas kuasa pengelolaannya pada pusat trauma. Baek Kanghyuk selama ini berusaha memaksimalkan pusat trauma dengan melakukan berbagai macam hal.
Menjalin hubungan kerjasama dengan calon presiden Korea Selatan adalah salah satu cara Profesor Baek untuk memperbaiki keadaan pusat trauma. Sang calon presiden memanfaatkan kepopuler Baek Kanghyuk, sedangkan Baek Kanghyuk harus mendapat kepastian perbaikan pusat trauma yang selama ini masih kurang maksimal.
Selain itu, Baek Kanghyuk juga melatih para tenaga kerja yaitu dokter-dokter dan perawat-perawat muda dalam menangani pasien bedah trauma. Awalnya, jarang ada dokter muda yang ingin memulai karirnya sebagai ahli bedah trauma. Lambat laun, berkat kepiawaian promosi dan memanfaatkan kepopuleran diri, Baek Kanghyuk dapat merekrut banyak dokter muda baru sebagai ahli bedah trauma di masa depan.
Setelah berbagai aspek dalam pusat trauma Korea Selatan sudah diperbaiki, Baek Kanghyuk memilih untuk meninggalkan pekerjaannya. Dokter Yang Jaewon, sang budak nomor satu, menjadi murid pertama sekaligus orang yang paling dipercaya Profesor Baek dalam memimpin pusat trauma di masa depan. Haru biru sempat mewarna seluruh orang di pusat trauma. Dokter Yang bahkan tidak malu-malu untuk menangisi kepergian Profesor Baek.
Episode Ekstra mengenai Perjuangan Profesor Baek Kanghyuk
Kisah berdirinya pusat trauma sudah resmi berakhir. Namun, terdapat episode ekstra pada webtoon Trauma Center yang khusus menceritakan tentang masa lalu Profesor Baek Kanghyuk yang legendaris itu. Dimulai dari awal mula kecerdasaan Profesor Baek yang terlihat sejak kecil hingga alasannya untuk menjadi ahli bedah trauma meskipun ditentang oleh dokter pembimbingnya.
Kecerdasan Profesor Baek begitu luar biasa. Ia bisa mengetahui adanya keganjilan pada gerakan tubuh neneknya. Hal ini membuat neneknya mendapatkan perawatan secara dini oleh dokter karena fase penyakit masih memasuki golden time. Selain itu, Baek muda juga pernah memperhatikan perilaku orang lain dari jarak jauh dan terbukti bahwa orang tersebut terkena sirosis hati.
Baca juga: Ghost Teller – Hantu-Hantu yang Berbagi Kisah soal Kejamnya Manusia
Rupanya, Profesof Baek bercita-cita untuk menyusul perjuangan kakak tingkatnya, Juhwan, untuk memperbaiki bedah trauma di Korea Selatan. Saat itu, bidang bedah trauma tidak diminati oleh para calon dokter karena tingkat kesulitan dari berbagai sisi salah satunya dari segi fasilitas pemerintah.
Juhwan berjuang sendirian sebagai dokter di pusat trauma. Karena kekurangan tenaga kerja, Juhwan meninggal secara mendadak akibat kelelahan. Profesor Baek begitu sedih mendengar kabar kematian kakak tingkatnya itu. Kejadian tersebut membuat tekat Profesor Baek semakin kuat untuk berkarir serta memperbaiki pusat trauma di Korea Selatan.